Wednesday 8 June 2016

KOMPONEN EKOSISTEM

 

Berdasarkan struktur dasar ekosistem, komponen ekosistem dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu komponen abiotik dan komponen biotik.

 

A. Komponen Abiotik

Komponen abiotik adalah komponen fisik dan kimiawi yang terdapat pada suatu ekosistem sebagai medium atau substrat untuk berlangsungnya suatu kehidupan. Komponen abiotik meliputi udara, air, tanah, garam mineral, suhu, kelembapan, dan derajat keasaman (pH).

 

1. Udara 

Udara merupakan sekumpulan gas pembentuk lapisan atmosfer yang menyelimuti permukaan bumi. Udara bersih dan kering di atmosfer mengandung gas dengan komposisi yang permanen, yaitu 78,09% nitrogen (N2), 21,94% oksigen (O2), 0,032% karbon dioksida (CO2), dan gas lain (Ne, He, Kr, Xe, H2, CH4, N2O). Selain itu, udara juga mengandung gas yang jumlahnya bisa tidak tetap (berubah-ubah), yaitu uap air (H2O), ozon (O3), Sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen dioksida (NO2). Udara berfungsi untuk menunjang kehidupan penghuni ekosistem. Contohnya, gas O2 untuk respirasi makhluk hidup dan gas CO2 untuk proses fotosintesis tumbuhan.

 

2. Air  

Air mengandung berbagai jenis unsur atau senyawa kimia yang jumlahnya bervariasi, contohnya natrium, amonium, kalsium, nitrit, nitrat, dan fosfat. Jumlah unsur yang terkandung di dalam air bergantung pada kualitas udara dan tanah yang dilalui oleh air tersebut. Air dapat berubah wujud menjadi uap, cairan, atau es;,bergantung suhu lingkungan di sekitarnya. Volume air di bumi mencapai 1,4 milyar km³, sebagian besar berupa air laut dengan perincian 97% berupa air laut, 2% berupa gunung es di kedua kutub bumi, 0,75% berupa air tawar (mata air, air sungai, danau, air tanah), dan selebihnya berupa uap air.

 

3. Tanah   

Tanah terbentuk karena proses destruktif yaitu pelapukan batuan serta pembusukan senyawa organik dan sintesis (pembuatan mineral). Komponen utama dari tanah ialah bahan mineral, bahan organik, air, dan udara. Tumbuhan mengambil air dan garam-garam mineral dari dalam tanah. Sementara manusia menggunakan tanah untuk keperluan lahan pemukiman, pertanian, peternakan, perindustrian, perkantoran, pertambangan, dan kegiantan transportasi.

 

4. Garam 
Mineral Tumbuhan menyerap garam mineral dari dalam tanah untuk pertumbuhannya. Hewan dan manusia memerlukan garam mineral untuk menjaga keseimbangan asam dan basa, mengatur kerja alat-alat tubuh, dan diguanakan pada proses metabolisme.

5. Sinar Matahari  
Sinar matahari merupakan sumber energi bagi seluruh kehidupan di muka bumi. Di dalam ekosistem, energi dialirkan dari suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya dalam bentuk transformasi energi. Sebagaian kecil sinar matahari mencapai permukaan bumi untuk kelangsungan makhluk hidup.

6. Suhu   
Suhu merupakan derajat energi panas yang berasal dari radiasi sinar, terutama yang bersumber dari matahari. Suhu udara berbeda-beda di ekosistem satu dengan yang lainnya, bergantung pada letak garis lintang (latitude) dan ketinggian tempat (altitude). Makin dekat dengan kutub, suhu udara semakin dingin dan kering. Suhu merupakan faktor pembatas bagi kehidupan dan mempengaruhi keanekaragamn hayati di suatu ekosistem. Pada umumnya, makhluk hidup dapat mempertahankan hidupnya pada suhu lingkungan 0 derajat celcius sampai 40 derajat celcius. Beberapa jenis makhluk hidup melakukan hibernasi (tidak aktif) pada suhu yang sangat rendah, namun akan aktif dan berkembang biak bila suhu lingkungan sudah normal kembali.

7. Kelembaban 
Kelembaban di suatu ekosistem dipengaruhi oleh intensitas dari sinar matahari, angin, dan curah hujan. Kelembaban sangat memengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Daerah dengan tingkat kelembaban berbeda akan menghasilkan ekosistem dengan komposisi tumbuhan yang berbeda pula.

8. Derajat Keasaman (pH)
Keadaan pH tanah berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan. Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada pH optimum, yaitu berkisar 5,8 - 7,2. Nilai pH tanah dipengaruhi oleh curah hujan, penggunaan pupuk, aktivitas akar tanaman dan penguraian mineral tanah.

9. Topografi  
Topografi adalah keadaan naik turun ataupun tinggi rendahnya permukaan bumi. Topografi memengaruhi keadaan iklim menyangkut suhu dan kelembaban. Topografi menentukan keanekaragaman hayati  di suatu wilayah dan penyebaran suatu organisme.

B. Komponen Biotik

Komponen biotik meliputi seluruh makhluk hidup di bumi. Antara lain bakteri, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi, hewan invertebrata, dan hewan vertebrata termasuk manusia. Berdasarkan segi tingkatan trofik atau nutrisi, maka komponen biotik dalam ekosistem dibedakan menjadi dua macam, yaitu komponen autotrof dan komponen heterotrof.

 

1. Komponen Autotrof

Organisme autotrof adalah organisme uniseluler maupun multiseluler yang memiliki klorofil sehingga dapat melakukan proses fotosintesis, misalnya fitoplankton, ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji. Dari hasil fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen. Organisme autotrof merupakan produsen utama dalam ekosistem.

 

2. Komponen Heterotrof

Organisme heterotrof adalah organisme yang dalam hidupnya selalu memanfaatkan bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai bahan makanannya. Organisme heterotrof terdiri dari herbivor sebagai konsumen primer (I), karnivor yang memakan herbivor sebagai konsumen sekunder (II), karnivor yang memakan karnivor sebagai konsumen tersier (III), dekomposer, serta detritivor.

No comments:

Post a Comment